“Sayang, bangun… “ Arsyad menepuk-nepuk pelan lengan Dania. Membangunkan perempuan itu hendak makan siang. Sudah jam 2 siang, Dania lumayan susah dibangunkan dari setengah jam yang lalu. Ini kali ketiga Arsyad kembali ke kamarnya untuk membangunkan sang kekasih. Arsyad tadi juga tidur, tapi hanya sekitar 1 jam’an saja. Dania baru tidur jam 12 kurang tadi, setelah akting mendiamkannya dan Arsyad panik bukan main. Takut Dania tak percaya, lalu meninggalkannya. Dania tak bisa menahan tawanya lama-lama karena melihat ekspresi melas kekasihnya itu. “Ya aku percaya dong, Mas!” Dania memeluk sang kekasih. “Udah kelihatan dari bagaimana sikapnya kamu ke aku. Masa aku nggak percaya? Aku enggak buta. Aku bisa ngeliat dan ngerasain gimana tulusnya kamu ke aku.” Arsyad menghela napas legah, memb