beberapa tahun kemudian "delapan kali seratus dua puluh lima itu seribu" bentak seorang anak umur lima tahun pada murid mamanya. ia benci pada anak berseragam putih-biru itu karena setiap kali ia datang maka perhatian mamanya hanya tertuju padanya. mamanya jadi melupakan keberadaannya, mengabaikan permintaan tolongnya dan memarahinya jika ia mulai berisik. "om.." teriak sang anak saat melihat pria yang sejak kecil dipanggilnya om. ia segera berlari pada omnya dan langsung diajak main. sang mama melihat sampai anaknya sudah tak tampak lagi dan menghela nafas berat. ia kembali fokus pada siswa SMP yang les private dengannya. "maafin ammar ya ikram, dia cuma kesal karena ga jadi main sama kakak" bocah bernama ikram itu mengangguk dan kembali bertanya pertanyaan yang selalu ia ajukan saat