Tiffany tak berkutik karena Dewa terus mencengkeram tangannya. Ia dibawa masuk begitu saja ke lift dan masih dipegangi oleh pria itu. Kedua matanya basah. Ia tak tahu harus berkata apa pada Dewa. Ia tak bisa membaca raut muka Dewa saat ini. "Mas ... aku ...." Ucapan Tiffany terpotong oleh pintu lift yang terbuka dan beberapa perawat beserta pasien di atas brankar didorong masuk ke lift. Tiffany mengatur napas. Ia lebih suka jika ia dimarahi langsung oleh Dewa, tetapi pria itu justru diam seribu bahasa di sebelahnya. Kepala Tiffany menyusun kata-kata. Haruskah ia menjelaskan semuanya? Haruskah ia pergi setelah ini? Dewa tahu ia bukan Mega. Dewa pasti tak menginginkannya. Lalu, bagaimana dengan uang yang telah ia terima? Apakah ia akan diminta mengembalikannya karena ia ketahuan? Bagaima