Jono menatap wajah kaget putrinya lalu mengangguk pelan. "Ya." Nadine menutup bibirnya dengan telapak tangan untuk mencegahnya memekik. "Serius, Pa? Kenapa?" Jono tersenyum tipis. Ia meneguk air mineralnya lagi. "Pa! Jangan bikin penasaran, dong. Nggak mungkin Papa tiba-tiba berubah pikiran gitu aja," kata Nadine. "Karena Papa nggak akan kerja jadi sopir lagi, dan Mama kamu nggak akan jadi pembantu di sini," jawab Jono. Nadine semakin dibuat bingung. "Tapi ... tapi kalau gitu kita mau pindah ke mana?" "Kamu ingat temen Papa yang namanya Pak Bondan?" "Ah, yang dulu kata Papa punya rumah bela diri itu, kan?" Jono mengangguk. "Ya. Dia sama istrinya mau pindah ke luar negeri dan menetap di sana biar nggak jauh dari anaknya. Dia udah akur sama anak perempuannya." Bibir Nadine membulat