“Iihh.. Om, cepetan! Lama banget sih jalannya! Keburu hilang orangnya!” Merepet Nella dari kejauhan tempat kamar penginapannya. “Iya, sayang. Sabar!” Edy tengah mengangkat tas ransel ukuran kecil, entah apa isinya di dalam, padahal Cuma jalan-jalan lihat menara Eiffel saja harus bawa barang sebanyak ini. Satu hentakan kaki dari Nella bikin Edy menuntut diam. Merasa heran sama sikap bininya ini. Sebentar-sebentar marah, ngambek, merengek, menangis, permintaannya pun aneh banget. Kalau manja masih mending, malahan makin di bodohi sama istri sendiri. Kenapa honeymoon begini, malah makin terlihat keanehan pada istrinya, kerasukan makhluk halus ya, masa sih? Nggak mungkin kali. Sini mana ada makhluk halus seperti Indonesia. Goblin? Ah enggak percaya begituan. “Om, Lala mau itu!” ditunju

