Godaan Maha Berat!-1

1002 Kata

Aric terjengkang saat Vanya terburu berdiri sekaligus mendorongnya, Vanya mengusap wajah, panik. Aric mengaduh kesakitan, Vanya sudah akan menjauh, tak peduli, tetapi hati nuraninya buat ia berhenti melangkah kemudian berbalik. Aric terdiam, menatap Vanya mengulurkan tangan. “Mau aku bantu atau tidak?” “Jika tidak tulus—” kalimat Aric terpotong saat Vanya menunduk dan mengambil salah satu tangannya. Tangan mereka mengerat satu sama lain. Vanya membantu Aric berdiri. “Kamu yang mulai, jika tidak mencekal dan menarik tanganku, kejadian seperti itu tak akan terjadi.” Vanya menggerutu sebal. Hampir saja dirinya tak rasional, membiarkan debaran dan situasi hancurkan tembok hati yang sudah lama di tata untuk hancur. Sedikit lagi, bibir Aric sudah di depan bibirnya. Aric membersihkan t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN