Aric menatap satu persatu temannya, semua memang benar, tetapi ketika diungkit kembali, Aric seolah jadi bisa melihat bagaimana dirinya dulu yang begitu congkak dan berulang-ulang menyakiti Vanya. “Jika Vanya masih seperti dulu, tubuhnya gendut dan berjerawat. Apa kamu akan memandangnya seperti sekarang?” tanya Bagas lagi. “Ayolah, Bagas! Kita tahu bagaimana Aric! Dia tentu tidak akan bersama Vanya bila seperti itu!” saut temannya lagi sambil tergelak. Aric mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, “aku memang tidak akan berbohong jika yang pertama membuatku memandangnya setelah lama tak bertemu adalah perubahannya, tapi, aku begitu yakin bila wanita itu bukan Vanya, aku tidak akan mencintainya sedalam ini. Ada sesuatu dalam dirinya yang bisa membuatku mencintainya, mungkin sejak lama han