“Pelan-pelan,” bisik Laila dan Rendra mengangguk. Rendra menutup pintu dapur dengan pelan sementara Laila yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum khawatir, takut kalau bunyi derit pintu akan membuat Taka dan Banu terbangun walaupun sebenarnya dia tidak perlu sekhawatir itu karena jarak dapur dan ruang tidur cukup jauh di tambah dengan bunyi hujan yang berupa gerimis. Mereka seperti anak remaja mencari tempat tersembunyi untuk berkencan, Rendra mengajak Laila dengan menggenggam erat tangan wanita itu berlari kecil melewati rintik hujan sambil berlari kecil sembari diiringi senyum yang lebar di antara mereka berdua. “Kakiku becek,” Laila melihat ke arah kakinya yang sedikit berlumpur karena tanah yang masih basah akibat hujan, kemudian dia mengentakkan kakinya di keset yang ada di lant