Lebih dari setengah jam Laila bersembunyi di kamar mandi restoran, tidak berani bergerak kecuali tangis tak bersuara karena mulut yang dia bekap dengan kedua tangan ke bibirnya. Hatinya kembali hancur berantakan, dia kembali tertipu oleh seorang pria bermulut manis dan membuatnya selalu tersanjung dengan sikap yang melindungi. Saat keluar kamar mandi dengan memastikan Rendra sudah pergi, Laila baru berani keluar dari balik tembok restoran tempat dia bersembunyi setelah melihat mobil pria itu berlalu jauh. Berjalan keluar menyusuri pantai, Laila terlihat sedikit bingung dan linglung sampai dia menemukan tempat di balik bebatuan besar yang mampu menyembunyikan tubuhnya dari penglihatan banyak orang. “Bodohnya aku,” lirih suara Laila di tengah tangis putus asanya karena kembali kecewa kar