Zaky merindukan kue lapis dua Merry... tapi.... Sepanjang perjalanan pulang dengan mobil mewahnya, Kristin tidak bisa melepaskan bayangan wajah Zaky. Tatapan matanya, cara dia menolak dengan kata-kata sederhana tapi cukup menohok, bahkan langkahnya yang begitu mantap meninggalkan ruangan, semuanya membuat Kristin merasa… terusik. "Dia bukan hanya pria biasa," bisiknya pada diri sendiri. "Ada sesuatu pada dirinya yang… berbeda. Surat mata dan ketenangannya jelas terlihat bahwasanya dia punya karakter." Kepalanya sedikit bergetar, menolak pikiran yang mulai menyimpang. Selama ini, Kristin terbiasa menghadapi laki-laki yang menginginkan kedekatannya hanya demi keuntungan. Mereka semua tunduk, mengiyakan, bahkan menjilat demi peluang kerja sama. Namun Zaky? Dia justru berbalik arah, dan an

