Setelah ciuman itu, tak ada lagi kata yang keluar dari bibir mereka. Walau terasa sakit mendengar kalimat Dante yang terakhir, Reema masih bisa merasakan hangatnya sentuhan itu setelah beberapa waktu berlalu, sambil sesekali mencuri tatap pada Dante yang sedang menyetir dengan ekspresi datar, seperti pria yang sama sekali tidak melakukan hal impulsif beberapa menit lalu. Ia bahkan tidak melirik Reema sedikit pun. Merasa ciuman tadi sungguh hal biasa saja, yang tak bermakna apa-apa. Lain dengan Reema, berusaha ikut bersikap biasa nyatanya ciuman bukan sentuhan yang bisa ia anggap biasa. Justru mengundang pertanda yang akhirnya terus ia pikirkan setelahnya. Seolah tak pernah ada apa-apa. Keesokannya ketika kembali ke kantor, ia temui Dante yang benar-benar kembali ke mode CEO. Tegas. Din