Rasanya campur aduk. Iya, saat aku mendengar percakapan kedua pria itu. Aku sangat tahu dan mengerti kekhawatiran Raka. Ya, dia yang selama ini selalu menjadi tempat curhatku saat aku ada masalah dengan Pak Devan. Bodohnya lagi, aku bahkan sama sekali tidak menyadari perasaan si Raka. Aku pikir Raka peduli dan perhatian padaku sebagai seorang sahabat. Aku gak pernah menyangka jika Raka memang menyimpan perasaan padaku selama ini. Awalnya saat aku hendak mengakhiri pertunangan dengan Raka, aku merasa berat. Ya, aku takut menyakiti pria itu. Tapi, setelah berpikir panjang, lebih baik aku menyakitinya di awal daripada terlalu memberinya harapan palsu. Apalagi jika kami sudah menikah, pasti lebih sulit untuk berpisah. Tidak bisa aku pungkiri, jika aku memang tak bisa menggantikan posisi Pa
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


