Aku mulai gelisah. Ada rasa senang saat melihat jari manis Alea gak lagi memaki cincin pertunangannya. Tapi walau begitu, aku masih merasa takut jika Alea akan kembali menolakku. Argh, apa yang harus aku lakukan? Si Tian juga lama sekali sih? Biasanya anak itu sangat cepat jika masalah menyelidiki seseorang. Alea, apa mungkin kalian sudah berpisah? Sepertinya aku harus membuat rekayasa pertemuan kami agar terlihat tidak disengaja. Ck, tapi bagaimana caranya? Aku bahkan tidak tahu dimana Alea bekerja sekarang. Anak itu sejak sudah wisuda, gak ada kabar sama sekali. Bahkan nomor telepon miliknya juga sudah tidak aktif lagi. Aku sempat berpikir jangan-jangan Alea memblokir nomorku. Aku coba dengan nomor lain, tapi masih gak bisa dihubungi. Aku yakin Alea sengaja ganti nomor telepon. Ah,

