Aku melirik Pak Devan. Pria itu tidak terlihat kaget atau semacamnya. Malah tampak tenang sekali. "Sudahlah, jangan pedulikan gosip. Paling cuma lahan segelintir orang cari uang." Sableng ini orang ya? Digosipin gak enak begini, malah santai. "Pak, apa perlu kita buat klarifikasi kalau itu kesalahan?" Jujur saja, aku beneran panik lho, kalau ketahuan sama Tante Yayu, bisa gawat. Aku pasti dicoret dari kartu keluarga. Apalagi Tante Yayu mewanti-wanti padaku agar tidak jadi pelakor. Kan ngeri kalau dia tahu gosip ini! "Untuk apa klarifikasi? Emang saya cium kamu kok." Pak Devan gendeng ternyata. Eyangnya saja sampai melotot kesal padanya. "Devan! Kamu ini ya? Jangan meremehkan hal-hal seperti ini! Reputasimu bisa hancur! Bisnis kita sahamnya bisa anjlok. Kalau sudah anjlok, mana ada in