44

1049 Kata

Endang baru saja memarkirkan motornya, dia tak menyadari seseorang berlari ke arahnya sambil memeluknya tanpa ampun, Endang sampai terjatuh dari motornya sendiri, sedangkan motor itu menimpanya. Kesadaran Endang belum pulih, saat dia merasa cambang kasar bergesekan dengan pipinya. Sial berkali-kali, ditimpa motor, dan ditimpa tubuh besar yang baunya ampun di hidung. "Akhirnya kita bertemu, Endang. Siang malam aku merindukanku, tapi istriku merantaiku seperti gajah. Tapi, sekarang takkan ada yang memisahkan kita, aku mencintaimu, Endang. Aku menunggu saat-saat seperti ini, aku sudah tak waras karena terus saja memikirkanmu." Endang merasa perutnya bergejolak mual, aroma tak sedap dari mulut itu membuatnya ingin muntah, dia berusaha menyingkirkan Luqman yang terus saja meracau mengungkapka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN