Yoga sangat sabar membantu April menghabiskan makan siangnya, menyuapi wanita itu sedikit demi sedikit. Dia tahu sang istri berusaha menelan makanannya susah payah, setiap satu sendok makanan berhasil masuk, dia akan berekspresi dengan mengerutkan kening, dan mata berkaca-kaca lalu tarikan napas terdengar lega saat berhasil ditelan dan beberapa detik berlalu tidak ditolak perutnya. Dia juga terus bergumam kecil, "Enak nak, makan ya biar kamu makin sehat." Dengan usapan lembut pada perutnya, satu kalimat yang seakan punya magis. Yoga tersenyum kecil, "Andai bisa, biar aku aja yang bagian sulitnya ini." April menoleh, hingga pandangan mata mereka bertubrukan. "Kamu juga sudah ikut sulit, kan?" Balasnya dengan senyum kecil, dan kembali menerima suapan makanan dari Yoga. "Sulit?" "Iya, me