Gerak yang terbatas saat kandungan-nya semakin berat, membuat April hanya bisa menyiapkan keperluan suaminya saat Pagi hari. Yoga dengan senang menikmati paginya, karena setelah ini mungkin saja April sudah sibuk dengan mengurus buah hatinya. “Apa yang kamu pikirkan?” Tanya April begitu mendapati suaminya dengan senyum tak lepas menatapnya lamat-lamat . “Kamu.” April terkekeh, “Pipiku makin bulat, ya?” “tetap cantik, mau bagaimana pun bentuk kamu.” “Oh, ya?” April tidak percaya, lelaki memang pandai bersilat lidah—bukannya Yoga juga pandai bersilat lidah saat sedang menciumnya. Astaga Pril, pikiranmu! “Buktinya aku nggak bisa berhenti memujamu, menciummu seperti ini.” Yoga mendekatkan wajahnya, tangan membelit pinggang April dan mencium pipinya. “Ga! ini bukan di kamar.” Apri