Bab 38 – Bayangan yang Kian Dekat

1042 Kata

Pagi itu rumah terasa begitu sunyi, seolah menahan napas. Alya menatap Adrian yang tengah bermain di karpet ruang tengah, jemarinya menggenggam mainan kecil berwarna biru. Senyum polos anak itu seolah menampar hatinya. Tak ada yang tahu beban sebesar apa yang ia pikul setiap kali memandang wajah mungil itu. Dari arah dapur, suara langkah terdengar. Arga muncul dengan wajah lelah, matanya merah karena semalam nyaris tak tidur. “Aku sudah mencoba bicara dengan ibuku,” ucapnya lirih sambil menuang air ke gelas. “Tapi… dia tahu sesuatu.” Alya menoleh cepat. “Apa maksudmu, tahu sesuatu?” “Ibu bilang, Nadira datang semalam. Dia tidak banyak bicara, tapi dari tatapan matanya… aku bisa membaca amarah yang dia tahan. Dia tahu tentang kita, Alya. Setidaknya, sebagian.” Suara detak jam di dinding

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN