Damar khawatir akan kondisi Mila, ia takut wanita itu terus memikirkan penipuan yang dilakukan Wati. Damar sudah meliburkan diri selama satu hari, ia tidak bisa libur untuk kedua kalinya lagi karena tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan terpaksa pagi ini ia pun bersiap hendak ke kantor. "Bikin sarapan apa?" Damar menghampiri Mila dan menyentuh pinggangnya meletakan dagu di pundak wanita itu. Tinggi keduanya yang tidak sama, membuat Damar harus membungkuk dan menundukan kepalanya. "Bikin roti bakar," balas Mila. Ia menoleh dan mendapati wajah Damar hanya berjarak beberapa senti saja. Bau harum semerbak memenuhi Indra penciuman Mila, pemandangan pagi yang begitu indah di lihat. "Mau kopi?" Tanya Mila. "Boleh." Damar melepas pelukannya dan segera menuju meja makan.