"Mamah tuh malu, teman-teman yang lain sudah punya menantu, bahkan sudah ada yang punya dua cucu." Keluh Wiwin, Ibunda Adit. "Bu Nurul malah mau punya dua cucu. Sedangkan mamah?" Wiwin menatap putranya dengan tatapan sinis. Sementara Toni hanya bisa tersenyum simpul menanggapi keluhan istrinya yang selalu sama, setiap kali mereka bertemu. Contohnya saat makan malam bahkan sarapan pagi seperti ini. Sementara Adit, ia sudah mulai terbiasa dengan keluhan sang Mamah. Adit tau maksud dari ucapan Ibunya itu, sebagai anak tunggal Adit tau apa yang sangat dinantikan Ibunya yaitu memiliki menantu dan cucu. Namun sampai detik ini Adit belum juga berniat untuk menikah, jangankan untuk menikah memiliki kekasih saja tidak. "Kamu tampan, mapan dan keren. Kenapa sampai sekarang belum menikah." Seran