Satu minggu berlalu dengan begitu lama. Setiap harinya Lina harus berpura-pura bersikap seperti biasa. Tidak merasakan sakit atau cemas seperti yang dirasakannya selama ini. Semua itu dilakukannya supaya Wiwin percaya, bahwa ia benar-benar sembuh. "Mamah mau pulang, kalau kondisi kamu sudah benar-benar membaik." Ucap Wiwin di sela perbincangan mereka berdua di balkon apartemen, sambil menikmati secangkir teh hangat. Udara sore hari yang tidak terlalu panas dan cenderung mendung, membuat keduanya lebih memilih bersantai di balkon. Semilir angin, meniup dan membelai tiap helai rambut Lina. Sesekali ia merapikan anak rambut yang berhamburan di wajahnya. "Keadaan Lina sudah lebih baik. Mamah tidak perlu khawatir." Lina selalu berusaha meyakinkan Wiwin. Lina tidak mau wanita itu terus