Hans mengepalkan tangannya kuat-kuat, seolah ingin menghancurkan gumpalan rasa takut yang masih menekan dadanya. ‘Kalau Kayla takut menjalani operasi, dia pasti sudah mengajaknya masuk tadi. Tapi Kayla bersikeras masuk sendiri. Semoga aku salah lihat.’ Namun, bayangan itu datang lagi. Ruangan serba putih. Hans merasa tangannya gemetar ketika menerima bayi mungil itu. Bayi perempuan itu terus menangis. Air mata kecil yang menetes di pipi bayi itu membuat dadanya sesak. Dan di ujung ruangan, Kayla, setelah menyerahkan bayi mereka ke tangannya, berbalik cepat, lalu berjalan menjauh. Rambutnya tergerai, langkahnya ringan, seakan menyerahkan segalanya lalu pergi begitu saja. Hans berlari mengejarnya, tapi kakinya berat, suaranya tak bisa keluar. Itu adalah mimpi yang dia alami beberapa m

