Bab 79 Sepi Bukan Masalah

1868 Kata

Rivaldi menjadi gagu, tak mampu berbicara. hanya kepalanya berkali-kali bergerak ke kiri dan ke kanan, seolah menolak mengakui kalau apa yang dia saksikan benar adanya. Beberapa detik kemudian, wajahnya mulai mengeras. Ia mengepalkan kedua tangan di atas lututnya, buku-bukunya memutih. Mata elangnya menatap nanar ke depan, kosong, tapi penuh badai. Taksa mendengus sinis. “Kita baru saja merencanakan kehancuran keluarga Dirgantara, dan merayakan keberhasilan separuh prosesnya. Baru saja! Dan sekarang...,” dia menepuk meja kayu dengan telapak tangan terbuka, keras, membuat gelas anggur terguncang, “semua itu mendadak menjadi lelucon.” Taksa menatap sepupunya dengan sorot mata membara. “Apakah nafsumu memang begitu tak terkendali…?” Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Bukannya membuat ren

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN