Felica menatap tajam Cancri yang memasuki kamar dengan seorang wanita bersurai putih pendek. Cancri tersenyum lembut ke arahnya, seperti biasa senyuman Cancri bagai malapetaka untuk Felica.
"Ada apa?" tanya Felica dingin.
Sudah satu bulan Felica disiksa di pulau itu, pemikiran disiksa terkadang membuat Cancri tertawa kecil. Bagi lelaki itu mereka sedang bercinta, bukan menyiksa seperti yang dikatakan Felica. Wanita itu tidak bisa berjalan beberapa hari ini karena Cancri terus saja menggempur tubuhnya. Kini lelaki itu membawa seorang Dokter dan Felica tidak memperdulikan untuk apa Dokter itu datang.
"Istriku, apa kau sudah lebih baik?" tanya Cancri dengan senyuman lembut di wajahnya.
"Aku pikir aku sudah mati beberapa hari lalu," jawab Felica sambil memejamkan kedua matanya.
"Baiklah,
