Musim tern, Felica sudah mengerti dari musim bagi para ular itu. Ia pernah melewatinya dengan Raphael, tetapi pria itu sudah sangat menahannya dengan memelit tubuh Felica dan hampir meremukkan tubuh wanita itu. Keadaan yang tidak sadar untuk melakukan hubungan intim, Felica tahu saat melihat wajah pucat dan lemas Raphael kala itu. Pria itu tersiksa melewati musim tanpa pelampiasan. Berbeda dengan Cancri, pria itu kini menyetubuhinya siang dan malam tanpa mengenal lelah. Kejantannya selalu mengeras meminta untuk dipuaskan meski sudah mengeluarkan benih berkali-kali di dalam rahim Felica. Felica hanya bisa melayani nafsu suaminya disaat seperti ini. Hentakkan kasar Felica terima berkali-kali hingga rasa tubuhnya ingin terbelah menjadi dua, tetapi ia memaklumi jika Cancri pun tidak bisa men

