Rasa sakit di sekujur tubuhku perlahan mulai menghilang, aku membuka kedua mata dan mendapati Prince yang menggenggam tangan kiriku. Rasanya begitu nyaman sampai aku tidak ingin melepaskan genggaman tangannya. Aku melihatnya menundukkan wajah dan sesekali menciumi punggung tanganku, apa ia begitu khawatir padaku? Aku rasa harus menanyakannya secara langsung. "Prince." Aku melihatnya mendongak dan tatapan kami saling beradu, ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Apa aku telah membuatnya khawatir? "Hazel, Istriku ... akhirnya kau telah sadar, Sayang." Aku merasakan pelukan hangat yang diberikan Prince begitu nyata. Ahh, aku merindukan aroma tubuhnya yang begitu khas. Aku mencoba membalas pelukannya dan menangis dalam diam, betapa aku merindukannya selama ini. "Prince," panggilku

