Pagi hari yang bersalju, Hazel masih bergelung di dalam selimut karena udara begitu dingin menusuk hingga ke tulangnya. Jika di ingat, ia tidak memakai sehelai benang pun karena ketiga suaminya yang 'bermain' bersama dengannya sepanjang malam. Ia juga tidak mengerti dengan kecepatan kandungannya yang kini sudah membesar, padahal saat ini baru berjalan menuju tiga bulan, tetapi rasanya sudah mencapai enam bulan. Hazel tersenyum sambil mengelus perutnya yang sudah tidak mungkin rata. "Kau sudah bangun?" suara dingin terdengar membuat Hazel menoleh. Hazel melihat Cancri berada di belakangnya yang saat ini ia sedang tidur menyamping. Ia tidak melihat kedua suaminya yang biasanya selalu ada di rumah. Mengerti Hazel mencari anak tirinya, Cancri mengelus kepala Hazel dan menjelaskan kepergian

