Malam sepertinya mendengar do’a banyak orang. Terbukti di sebuah rumah sakit, tepatnya di sebuah ruang rawat inap—seseorang menggerak-gerakkan jarinya. Seperti memberikan sebuah pertanda bahwa sebentar lagi ia akan terbangun. Sesegera mungkin dua orang yang berjaga di dalam ruangan itu berteriak memanggil tenaga medis. Tepat tengah malam, Wira sadarkan diri. Kalimat syukur tidak henti-hentinya meluncur dari bibir tulus seorang ibu dan ayah. Mereka tak lain dan bukan adalah kedua orang tua Wira. Mereka sangat bahagia karena putranya kuat hingga mau membuka kembali kedua matanya. Awalnya Wira mengeluh kehausan, tenggorokannya sangat kering, Zuliya dengan telaten membantu putranya untuk minum dengan memegangi gelas kaca itu. Dinilai tenaga Wira memang masih lemah. Setelahnya, pertanyaa