45. U S A I

1894 Kata

PLAKKK!! “Sakit, Anj—” Sebelum Kalingga menuntaskan kata-kata kasarnya yang menyebut nama hewan itu, tangan Ninis sudah lebih dulu meraih pergelangan tangan Kalingga. Menyeretnya menuju UKS SMA BJ. Ninis merasa bahwa Kalingga tidak akan becus untuk mengurusi luka di sudut bibirnya itu. Menghela napasnya, Ninis sudah paham—pasti luka tersebut ada karena kebadungan Kalingga. Sampai tangan Ninis bekerja mengobati luka di sana, bibirnya masih terkatup. Tetapi sesekali Ninis juga gemas. Gemas ingin mencekik Kalingga. Bibir pria itu sesekali tersenyum miring, entah apa yang membuatnya tersenyum. Ninis tak paham. Dasar psikopatt! Tidak peduli wajah bonyok seperti ini, yang terpenting memamerkan senyum. Ngeri.. Sampai akhirnya Ninis usai mengobati luka di sudut bibir Kalingga. Hendak menja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN