Andri minta ijin untuk pergi ke bengkelnya sebentar. Vanda ia antar ke rumah Aska. Yang disambut Rara dengan pelukan erat, dan kecupan di pipi. "Selamat ya, Kak Vanda. Rara sangat bahagia." "Amma sudah cerita ya." "Iya dong, kabar gembira harus segera disampaikan, agar banyak orang yang ikut mendoakan." "Amma, aku pamit ke bengkel sebentar," Andri mendekati Asma untuk berpamitan. Dicium punggung tangan Asma, Asifa, dan Ziah, dengan Rara mereka hanya saling melempar senyum saja. "Aku pergi dulu ya, Sayang." "Jangan lama-lama ya, Omsay." Rara yang menjawab dengan nada genit, dan kerdipan matanya. "Iiih ... Rara!" Vanda mencubit pinggang Rara. "Cemburu ya? Jangan cemburu dong, buat Rara, hanya Kak Razzi pria satu-satunya. Yang tercinta, tersayang, dan ter lainnya." Rara mencubit pipi