Jason menjinjing tasnya turun dari pesawat. Wajah tampannya diterpa sinar matahari yang berwarna jingga, merefleksikan keindahan fitur wajahnya. Rambutnya dibiarkan acak. Tidak ada riak emosi yang bisa dibaca di kedua matanya. Hanya kehampaan dan kesendirian. Diapun memasang kacamata hitam untuk menutupi. Suasana hatinya sedang buruk. Dia gagal membawa Lina pulang. Sejak pagi, dia menunggu pesan dari Lina. Sayangnya, gadis itu sama sekali tidak merespon. Sejak take off, dia sibuk merangkai alasan untuk Brian. Entah apa yang akan dia utarakan pada putranya. Otaknya kosong. Awalnya, dia yakin bisa meyakinkan Lina untuk kembali bersamanya. Dia bahkan sudah membelikannya tiket dan mengaturnya supaya duduk di dekatnya. Namun, Lina tidak muncul. Jason sungguh kecewa dengan mantan asisten seka