"Pak, ada yang ingin saya bicarakan." Jason tidak bereaksi. Dia masih menatap asisten barunya. Hanya sepasang kaos polos dan celana olahraga yang dipakai Lina, tapi di mata Jason, tiba-tiba saja gadis itu tampak seksi dan menggoda. Rambutnya hanya diikat asal. Poninya jatuh menutupi dahinya. Manis dan imut. Dua kata itu menyebar di penjuru hati Jason. Lina menatap Jason, tapi yang ditatap hanya terdiam dan tidak merespon. Entah apa yang ada dalam pikiran pria tampan itu. Dia hanya menatap Lina seperti linglung. "Pak? Pak Jason?" Lina menggerakkan tangannya di depan wajah Jason. Pria itu sontak berkedip. "Mmm, maaf. Tadi, aku memikirkan sesuatu. Ada apa?" Jason tampak canggung. Dia berdehem beberapa kali. "Mari duduk dulu, Pak. Bapak mau kopi?" Lina mengajak Jason duduk di meja makan