"Naya!" Panggilan Furqon, membuat Naya menoleh padanya. Naya menghentikan langkahnya, ia tidak tahu apa yang menyebabkan wajah lelaki itu sampai seperti itu. Maksudnya adalah laki laki itu muram dan terlihat begitu marah. "Ada apa kak?" tanya Naya. Furqon mendekat, kemudian berdiri satu langkah darinya. "Kamu dari mana sebenarnya? kenapa kamu pulang bersama laki laki itu?" semua kalimat yang dikatakan Furqon sungguh terdengar menuntut. "Naya kan sudah bilang sama ayah dan Ibu, bahwa sebelum Naya kembali ke SG. Naya akan pergi ke kuburan sahabat Naya dulu. Apa itu masih saja kurang jelas?" tanya Naya lagi, agak sinis. "Ok, kamu ke makan sahabat kamu, aku mengerti. Tapi kenapa kamu harus pulang dengan laki laki itu, dan juga anak itu? apa kamu yakin enggak melakukan apapun di sana, se