Naya masuk ke dalam lift dengan tergesa. Ia sungguh sangat kaget karena ponselnya meluncur begitu saja ke sana. Padahal ponsel itu baru saja dibelikan oleh Furqon dua bulan yang lalu. Masih terngiang di telinga Naya, ketika kakak nya itu membawanya ke toko ponsel. "Sebelum kamu pergi ke SG, kakak mau belikan kamu ponsel dulu. Biar enggak malu maluin saja, dengan ponsel kamu yang itu." ujarnya. "Memangnya kenapa dengan ponselku, kak?" Naya melihat ponselnya yang layarnya sudah retak dan warna bagian belakangnya sudah kusam. "Ini ponsel sudah jadul banget, di sana kamu nanti akan menjadi bahan olokan." ujar Furqon. "Kamu itu adik nya kakak, anak dari pemilik corporation. Kakak enggak mau kamu dipandang sebelah mata." ujar Furqon lagi. Furqon terlihat meraih ponsel di etalase yang war