Mungkin gadis itu memang menyukai Mas Aksara. Namun dia juga harus mengerti kalau nggak semua yang kita cintai bisa kita miliki. Udahlah, aku mendukungmu untuk terus maju." Ari antusias menyemangati Marisa. Sementara Marisa terus makan sambil berpikir. Kelemahannya dengan perasaan tak enak hati bukan pilihan yang harus membuatnya mundur. Dia harus punya keberanian dan mampu berpikir, bahwa di tengah segala lilitan permasalahan, ia harus mengambil sikap dan terus maju. Berbicara masalah kebajikan, sering kali harus sejalan dengan adanya pengorbanan. "Ris, kalau kamu juga mencintainya. Perjuangkan. Zaman sekarang nggak perempuan nggak laki-laki sama saja. Jika ada pilihan, dia pasti akan memilih yang terbaik. Namun Mas Aksara telah memilihmu yang banyak kekurangan," kata Ari lagi. "Apa m

