Sementara di rumahnya, Aksara gelisah. Duduk berdua dengan sang mama sambil nonton televisi. Bu Arum menoleh pada putranya. "Sa, itu suaranya Marisa, ya?" Aksara mengangguk pelan. Dia sudah hafal suara istrinya meski tidak begitu keras. Sebab kalau tadarus malam, diutamakan hanya menggunakan pengeras suara dalam. Untuk penggeras suara luar menggunakan volume kecil. "Marisa juga bisa ngaji," ucap Bu Arum lega. Wanita itu khawatir kalau menantunya nanti dicerca atau di buly. Aksara pamit pada mamanya kemudian melangkah keluar rumah. Duduk di bangku kayu bawah pohon mangga menunggu istrinya pulang. Setelah suara toa berhenti. Aksara beranjak ke depan pintu pagar. Dari ujung tampak istrinya berjalan berdua dengan Sarah. Kemudian wanita itu berbelok ke rumahnya, tinggal Marisa yang berjal

