Sebenarnya ini bukan kali pertama Aksara datang ke rumah Marisa. Dulu sudah pernah dua kali sebelum gadis itu melarangnya karena takut menjadi pergunjingan tetangga. "Silakan diminum, Nak Aksa. Maaf ya, nanti jangan lama-lama. Bukan maksud ibu mengusir, tapi kami hanya menjaga agar tidak ada pandangan negatif dari tetangga," kata Bu Rahmi dengan nada hati-hati. Aksara datang dengan sopan, walaupun Bu Rahmi jauh lebih tua tapi harus tetap mengimbanginya dengan sopan. "Ya, Bu. Saya paham." Aksara meraih gagang gelas dan menghabiskan setengah isinya. Meski perutnya sudah kenyang. "Ibu, jangan cemas. Saya nggak ada niatan mempermainkan Marisa. Tadi saya sudah bicara, kalau hendak melamarnya." Kata-kata yang cukup lancar dan jelas itu membuat Bu Rahmi kaget. Marisa juga terdiam. Tak menyang

