"Aku nggak mau di poligami, Mas. Aku nggak menentang tapi aku nggak akan sanggup untuk menjalaninya. Aku nggak akan menggadaikan harga diriku sepanjang hidup dengan hutang budi jika adik-adikku dibiayai oleh Bu Haji. Aku lebih baik berpisah, kerja mati-matian demi mereka nggak apa-apa, tapi jiwaku merdeka. Aku nggak menyimpan luka sepanjang hidupku. Aku bukan siapa-siapa dibandingkan Mbak Hafsah. Aku nggak akan bisa bersaing dengannya." Marisa bicara dengan berlinang air mata. "Aku bukan perempuan berhati malaikat yang ikhlas menerima dengan lapang d**a. Aku bukan bidadari dengan segala kesempurnaannya. Aku hanya perempuan biasa, banyak lemahnya daripada kuatnya." Diam sesaat. Marisa bicara sambil menunduk, karena tak sanggup menatap pria yang sangat dicintainya. Mungkin hari ini masih mi

