16. Enam belas

1265 Kata

Hujan turun dengan sangat deras. Menanbah hawa dingin yang nenyeruak masuk ke dalam kamar kedua insan yang saling mengeratkan pelukan. Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, tapi mereka masih asyik bergelung dengan selimut. Suara dering telfon berkali kali tak membuat mereka terusik. Sebenarnya, baik Gerald atau Keyara sudah bangun. Tapi malas untuk sekedar membuka mata. "Kak," cicit Keyara pelan. "Hem." "Hp nya dering mulu, angkat gih." ucap Keyara masih dengan mata terpejam. Gerald menghela nafas pelan, mengambil hp nya yang tergeletak di nakas. Hampir dua puluh panggilan tak terjawab dari ayah mertuanya. "Ck, ganggu saja." gerutunya. Gerald menelfon balik ayah mertunya. Dan sudah dipastikan di seberang sana Regan sudah mengomel sambil mencak mencak. "Kamu gimana sih. Ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN