Gerald mengucek matanya yang masih terasa lengket. Jam masih menunjukkan pukul lima. Tapi, bagi Gerald yang gila kerja dan menjunjung tinggi kedisplinan. Ia harus bangun. Karena tidak ada orang malas yang sukses kecuali nasib. Leher Gerald terasa berat, seperti ada yang menindih. Setelah membuka matanya. Gerald menghel nafas. Ia lupa kalau kemarin sudah menikah. Di atas tubuhnya, Keyara sedang tertidur pulas. Tangan gadis itu melingari leher Gerald dengan erat. Gerald masih hidup saja sudah bersyukur. Dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Keyara. Segera bergegas ke kamar mandi sebelum hal yang tak diinginkan terjadi. Keyara mengucek matanya pelan. Teringat sesuatu ia langsung bangun. Matanya membulat sempurna melihat Gerald yang baru keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang mel