Kimberly menikmati black forest yang ia beli tadi, ia sangat suka dengan kue berbahan dasar coklat itu, memakan coklat bisa sangat menenangkan. Begitu sangat menikmati blackcforest itu membuat Kimberly tak menyadari kehadiran papanya yang sudah duduk di depannya.
"Makan apa Kim?"
Suara papanya yang tiba tiba membuat Kimberly terjingkat.
"Pa.... Sejak kapan papa masuk?, why I don't hear you?"
"Karena kamu sejak tadi asyik makan kue kesukaanmu itu, bagaimana?, kamu sudah memberikan dmakanan pada dokter Reynand?"
"Mmmm... That the problem pa, dia menolak pemberianku"
"What?, kenapa?"
"Dia mengatakan tidak suka black forest, so I eat it"
"Kim... Kenapa beli black forest, tidak semua orang suka makanan manis"
"I do"
"Papa tahu, karena itu favorit kamu sejak kecil, tapi orang lain tidak. Seharusnya kamu beli makanan Indonesia tadi, misalnya masakan Padang, atau mungkin Gudeg, don't cake"
"Baiklah pa, maaf. Besok akan aku belikan makanan Padang"
"Ok, sekarang kamu mandi. Papa ada undangan pesta perayaan"
"Perayaan apa?"
"Pencapaian kerja papa yang melampaui target sayang, jadi perusahaan papa membuat perayaan ini, besok kan weekend, acara kita di Villa dan akan menginap disana"
"Its mean kita harus bawa baju ganti?"
"Pasti"
"Ok, Kim bersiap dulu" Kim membawa black forest ke dapur dan memasukkannya dalam lemari es kemudian masuk dalam kamarnya.
Setelah bersiap Kimberly dan papanya keluar dari unit apartemen mereka menuju basement dimana mobil pak Radit diparkir, tak menunggu waktu lama mereka sudah menyusuri jalanan menuju Villa dimana acara akan diadakan, jalanan cukup macet karena besok weekend dan banyak orang menuju tempat wisata untuk berlibur.
Dua jam dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di villa, Kimberly kagum dengan villa yang mirip dengan hotel itu, mungkin villa ini di desain khusus untuk berlibur buat banyak orang seperti yang akan dilakukan papa dan rekan kerjanya, sudah banyak mobil yang parkir disana, dan semuanya mobil mewah, saat ia dan papanya keluar, seorang pria mendekati mereka.
"Pak Radit?"
"Iya benar"
"Mari ikut saya, kami sudah siapkan kamar untuk bapak dan putri bapak"
"Ok" pak Radit dan Kimberly mengikuti pria itu memasuki villa, masuk dalam villa, Kimberly kembali dibuat kagum akan interior villa yang memang seperti lobby hotel bintang lima, mereka mengikuti pria itu yang berjalan di lorong dan berhenti di depan sebuah pintu besar.
Setelah pria itu pergi, pak Radit dan Kimberly masuk dalam kamar itu, kamar itu cukup besar untuk di tempati dua orang, bahkan mungkin cukup bagi satu keluarga. Ada 2 ranjang bigsize, ada sofa set, lemari es, kamar mandi dan set lemari pakaian, benar benar seperti kamar hotel tapi dengan interior vintage. Kimberly meletakkan tasnya di sofa kemudian membaringkan tubuhnya di salah satu ranjang.
"Acaranya kapan pa?"
"Besok malam sayang, jadi pagi sampai sore kita bisa jalan jalan di area villa yang luas ini, ada danau, ada sungai, taman bunga dan banyak lainnya"
"Villa ini punya atasan papa?"
"Iya Kim, mungkin nanti akan rutin diadakan acara seperti ini"
"Bagus pa, bisa mengakrabkan antar pegawai"
"Iya, baiklah kamu istirahat saja dulu, sudah malam juga"
"Okay pa"
~~~
~~~
Kimberly melangkah keluar dari villa, hari masih pagi, saat ia akan keluar pelayan mengatakan untuk sarapan di hall makan namun ia ingin jalan jalan sebentar, ia hanya mengambil sandwich dan botol kecil air mineral sebagai bekalnya jalan jalan, ia letakkan di tas pinggangnya. Ia menyusuri taman yang ada di samping villa, masih sepi, belum ada orang, ia memang ingin jadi orang pertama yang meng explore tempat itu, taman bunga itu berdiri dari berbagai macam bunga, dari mawar , melati, anggrek dan banyak bunga lainnya, Kimberly melanjutkan langkahnya, ada danau dibelakang Villa, memang tidak terlalu besar namun cukup luas untuk ukuran danau pribadi. Kimberly akan duduk namun telinganya mendengar gemericik air sungai, ia edarkan pandangannya, dibalik pohon besar seperti ada sungai, Kimberly bergegas berjalan ke arah pohon besar, ia tersenyum senang, sebuah anam sungai yang jernih, sepertinya sungai itu adalah batas kepemilikan dari villa dan hutan, Kimberly melepas sepatunya kemudian duduk di batu besar yang ada di tepi sungai, ia masukkan kakinya dalam sungai yang tidak terlalu dalam itu.
Ia memainkan kakinya didalam air sambil makan sandwich yang ia bawa, itu cukup sebagai sarapan baginya. Matahari sudah mulai terasa panas, Kimberly akan beranjak dari duduknya dan kembali ke villa, namun samar samar ia mendengar suara, ada pergerakan di seberang sungai, ia mempertajam penglihatannya, ia lihat seseorang mengendap endap seperti sedang mengikuti seseorang, hal itu membuat Kimberly curiga, ia segera mengambil sepatunya dan berjalan pelan menyeberangi sungai kecil yang tidak begitu deras aliran airnya. Sesampainya di seberang sungai, Kimberly segera memakai sepatunya dan mengikuti orang yang ia curigai, ia takut orang itu akan berniat jahat.
Kimberly mengambil tempat agak menjauh dari pria yang ia lihat namun sejajar, sehingga Kimberly juga melihat siapa yang diikuti oleh pria itu, pria itu memakai jaket dan baseball hat sehingga Kimberly tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Pria itu mengikuti seorang wanita, Kimberly khawatir pria itu akan menyakiti wanita itu, tapi Kimberly heran apa yang dilakukan wanita itu di hutan seperti ini, apakah ia tak takut dengan binatang buas.
Wanita itu ternyata menemui beberapa orang di sebuah spot lapang di hutan itu, mereka berdialog yang tak dapat Kimberly dengar, ia seperti pernah melihat wanita itu namun ia lupa, mata Kimberly terbelalak karena melihat apa yang mereka lakukan. Dua dari mereka menyembelih ayam cemani dan tetesan darah dari penyembelihan itu ditampung pada gelas perak, Kimberly yakin sesuatu yang akan mereka lakukan itu tidak benar.
Setelah ritual sembelih selesai mereka duduk membuat lingkaran mengelilingi meja dimana diletakkan gelas perak berisi darah ayam itu, mereka kemudian membaca mantra mantra yang tak jelas ditelinga Kimberly. Setelah ritual baca mantra selesai, mereka semua berdiri, wanita yang diikuti oleh pria yang juga diikuti oleh mengambil gelas perak itu, tanpa sadar Kimberly melangkah mendekat, seperti ada magnet yang menariknya mendekat.
Wanita itu akan meminum darah di gelas perak itu, namun suara seorang pria menghentikannya.
"Val... Apa yang kamu lakukan?!!" pekik pria yang diikuti oleh Kimberly.
Wanita itu membatalkan niatnya dan melihat sumber suara, wanita itu terbelalak menyadari siapa pria itu, namun hanya sesaat karena expresi wajahnya kembali seperti semula.
"Reyn... Ternyata kamu mengikuti aku?"
Pria itu yang ternyata adalah Reynand melangkah mendekati Valeria yang berdiri di depan beberapa orang wanita setengah baya yang tadi melakukan ritual.
"Apa ini?, kenapa kamu pergi kehutan dan akan minum darah ayam hitam, jangan bilang kamu ikut aliran sesat?"
Valeria tertawa mendengar ucapan Reynand, begitu juga para wanita dibelakang Valeria.
"Selagi kamu disini dan sudah tahu, maka akan aku beritahu Reyn. Aku tidak mau menikah denganmu karena aku tidak mau menjadi tua, karena menikah membuat auraku meredup dan aku akan kehilangan kecantikanku"
"Apa?, apa yang kamu bicarakan?"
"Tangkap dia" ucap Valeria
Tiba tiba dari balik pohon muncul beberapa orang pria tinggi besar yang kemudian memegang Reynand.
"Apa apaan ini Val?!"
"Kamu sudah tahu apa yang aku lakukan disini Reyn, ritual dan tempat ini tidak boleh ada yang mengetahuinya."
"Ya ampun Val sadar, ini sesat"
Pria pria yang memegangi Reynand tertawa.
"Dia itu ratu kami, pimpinan kami"
"Tidak mungkin, kamu bukan Valeria, dimana dia kau sembunyikan?!"
Valeria tersenyum sinis pada Reynand dan melangkah mendekati pria itu.
"Dokter Reynand, inilah aku yang sebenarnya, aku yang bersamamu hanyalah caraku berkamuflase, bukan aku yang sebenarnya, biar aku beritahu, aku tidak ingin menjadi tua, aku ingin secantik ini selamanya dan tidak akan pernah berubah, baik wajah atau bentuk tubuhku, karena kamu sudah melihat semuanya, Maafkan aku aku tidak bisa membiarkan kamu tetap hidup dan mengatakan pada banyak orang tentang semua ini"
Reynand menatap Valeria tak percaya, selama bertahun tahun menjalin hubungan dan kenyataan pahit ada di depannya, selama ini ia berhubungan dengan wanita yang penuh obsesi menjadi awet muda selamanya. Ia tahu memang Valeria adalah gadis yang perfeksionis jika soal kecantikan namun menjalani ritual awet muda seperti ini bukan pilihan.
"Kamu bohongkan Val?, ini hanya alasanmu saja untuk tak mau menikah denganku"
"Jangan terlalu lugu dokter Reynand, pacaran denganmu hanya untuk membuka jalanku mengenal banyak orang dengan kedudukan tinggi, buat apa aku menikah dengan dokter biasa macam kamu jika aku bisa mendapatkan yang jauh lebih kaya dan berkedudukan tinggi, maaf jika aku sudah memanfaatkan kamu sayang" Valeria membelai wajah Reynand namun Reynand menjauhkan wajahnya.
"Jangan sentuh aku dengan tangan sesatmu itu"
"Kurung dia, akan kita habisi tengah malam nanti untuk persembahan" ucap Valeria kemudian berbalik meninggalkan Reynand.
Reynand berusaha melepaskan diri dari dua pria yang memegangnya namun keduanya terlalu kuat, dua pria itu menarik kasar Reynand menuju sebuah pohon besar dan mengikatnya.
Kimberly yang melihat detail kejadiannya bingung harus melakukan apa, ia tak menyangka di siang hari seperti ini ada ritual dalam hutan dan yang mengejutkan ia ternyata mengenal orang yang ia ikuti.
Lynagabrielangga