Saat Kiran ada di tengah jalan, ada sebuah mobil yang berhenti di samping Kiran.
Kiran pun menghentikan langkahnya karena Kiran melihat sepertinya pemilik mobil itu akan keluar dari mobilnya titik ternyata benar saja, seseorang telah turun dari mobil yang berhenti di dekatnya dan mendekati dirinya.
Kirain sangat berpikir saat melihat Uncle Daniel menghampiri dirinya. Dengan langkah yang begitu sangat gagah, Daniel mendekati Kiran dan melepaskan kaca hitamnya lalu menyerahkan kacamata tersebut pada anak buahnya yang selalu berdiri di belakangnya.
"Bukannya kamu sudah telat ke kampus, Kenapa memilih jalan kaki? Aku juga tadi lihat Jovi memberikan kunci mobil dia sama kamu, Kenapa tidak bawa mobil?" berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan oleh Daniel pada Kiran, membuat Kiran langsung mendesah kasar mendengar pertanyaan Daniel. Entah apakah Kiran harus menjawab pertanyaan Daniel dengan jujur atau memilih mengabaikan pertanyaan Daniel.
Daniel yang melihat Kiran hanya diam saja langsung menggandeng tangan Kiran untuk masuk ke dalam mobilnya, namun dengan cepat Kiran menepis tangan Daniel hingga pegangan Daniel terlepas.
"Aku memang terlambat untuk ke kampus, makanya aku nungguin taksi. Papa berangkat duluan saja. "Ujar kiran yang memilih tidak menjawab pertanyaan Daniel tadi, dan memilih mengusir Daniel agar Daniel meninggalkan dirinya. Kiran juga berulang kali menoleh ke sana kemari, karena takut Jovi akan mengetahui keberadaannya Uncle Daniel. Daniel yang melihat kekhawatiran dari wajah Kiran, dan Daniel yakin Kiran khawatir akan keberadaan Jovi.
"Apa sebegitu takutnya kamu diceraikan oleh Jovi, sampai keberadaan ku disini tidak membuatmu nyaman? "tanya Daniel Seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celananya masing-masing, hingga siapapun yang melihat pesona Daniel merasa sangat terkagum akan ketampanan Daniel. Hanya saja, Kiran tidak melihat pesona sang Papa mertua karena saat ini yang ada di fokus Kiran hanyalah sebuah ketakutan.
"Itu uncle Tahu kalau aku takut, kenapa Uncle selalu mendekatiku?" akhirnya pertanyaan itulah yang berhasil Kiran lontarkan untuk menjadi jawaban atas pertanyaan Daniel, karena Kiran juga penasaran kenapa sang Papa mertua selalu ada pada dirinya di saat dirinya merasa ada kesulitan. Padahal, seharusnya disaat Kiran merasa kesulitan, yang berada di dekatnya atau orang yang berhasil menolong dirinya itu harusnya Jovi yang datang, malah Uncle Daniel, dan selalu Uncle Daniel yang menjadi penolong atau yang menjadi teman hidup Kiran. Kiran merasa status nya terbalik, di mana Kiran mendapat perhatian penuh dari Uncle suaminya, bukan dari sang suami, sedangkan sang suami hanya bersikap dingin dan acuh akan keberadaannya. Namun meski begitu, Kiran bukannya merasa bahagia karena mendapat perhatian penuh dari Uncle sang suami, pasalnya perhatian penuh tersebut bukan layaknya seorang Uncle pada umumnya, ditambah lagi sang suami tidak pernah menganggap keberadaan dirinya sebagai sosok seorang istri. Andai saja, Kiran mendapatkan cinta Jovi dan mendapat perhatian penuh seperti yang dilakukan oleh Daniel dari Jovi, mungkin Kiran akan merasa sangat bahagia, karena dicintai Uncle Daniel yang di anggap sebagai mertua, sekaligus dicintai oleh sang suami. Ini Kiran hanya mendapatkan perhatian penuh dari Uncle suaminya, dan perhatian tersebut masih dengan perhatian seorang yang sangat tertarik, bukan perhatian seorang mertua dengan seorang menantu.
Daniel pun langsung menarik pergelangan tangan Kiran untuk masuk ke dalam mobil, karena Daniel tahu Kiran sudah terlambat hampir 20 menit ke kampus.
Kiran mau tidak mau mengikuti Uncle Daniel, atau diantar oleh Uncle Daniel, karena Kiran juga tidak punya pilihan lain. Kiran yakin kalau dirinya menunggu taksi datang, otomatis dirinya akan kehilangan atau terlambat mata pelajaran yang cukup banyak, hingga Kiran memutuskan untuk ikut Uncle Daniel agar tidak terlalu banyak ketinggalan pelajaran.
Daniel membantu Kiran masuk ke dalam mobil, Lalu setelah Kiran masuk ke dalam mobil, Daniel pun ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Kiran.
"Masih sanggup menjadi seorang istri dari Jovi?" tanya Daniel dengan nada datarnya, serta pandangan yang tetap lurus ke depan. Kiran yang mendapatkan pertanyaan tersebut dari Daniel menoleh sekilas, lalu kembali memandang ke jendela.
"Apa maksud dari pertanyaan Uncle? Kenapa pertanyaan Uncle seperti mengandung atau tersirat makna seperti orang yang berharap akan kehancuran rumah tangga aku dengan Kak Jovi?" tanya Kiran yang merasa sedikit keberatan untuk memberi jawaban atas pertanyaan Daniel.
"Mungkin kalau keponakan ku bisa bersikap baik sama kamu Aku juga tidak berharap akan kehancuran rumah tangga kamu dengan keponakan ku. Dan perlu kamu ketahui, dalam keluarga besar ku dilarang ada pernikahan kalau tidak bisa menghormati seorang perempuan. Dan kamu juga tidak tahu bukan, kalau dalam keluarga besar ku seorang perempuan itu lebih utama untuk dihormati, bukan disakiti seperti kamu. Jadi pernikahan kamu sangat ditentang oleh keluargaku karena putraku tidak menghormatimu. "Ujar Daniel panjang lebar, membuat Kiran sangat terkejut karena sebelumnya Kiran tidak mengetahui hal tersebut. Namun meski begitu Kiran tetap akan berusaha untuk mempertahankan pernikahannya, karena Kiran sedikit memiliki harapan kalau suatu saat nanti Jovi pasti akan mencintai dirinya dan menghormati dirinya seperti peraturan di keluarga besar Daniel seperti yang dikatakan oleh Daniel tadi.
"Sebenarnya aku bisa saja meminta pengacaraku untuk memisahkan kamu dari Jovi, tapi karena aku menghormatimu, aku tetap akan menunggu keputusan darimu terlebih dahulu dan aku akan mencoba pelan-pelan mengajarimu untuk membuka hati kamu, kalau sebenarnya Jovi sangat tidak berharap dari pernikahan ini. Dan aku sangat bersyukur Kalau kamu bisa meminta bercerai dengan sendirinya, bukan paksaan dariku ataupun paksaan dari Jovi. "Ujar Daniel yang membuat Kiran langsung menoleh, dan Daniel melihat kedua mata Kiran berkaca-kaca, mungkin menurut Daniel Kiran masih belum mampu untuk berpisah dengan Jovi, pasalnya Daniel sendiri tahu seberapa lama saat dulu mereka masih berhubungan sebagai seorang pasangan kekasih, Bukan pasangan suami istri. Jadi menurut Daniel tidak begitu mudah melupakan orang yang pernah kita cintai untuk dilupakan begitu saja karena hanya kesalahan di masa lalu yang membuat Jovi menutup hati untuk mencintai Kiran.
Belum sempat Kiran membalas setiap kata-kata Daniel tadi, mobil sudah berhenti di depan kampus Kiran, membuat Kiran mau tidak mau keluar dari mobil Daniel dan tanpa mengucapkan kata terima kasih Kiran langsung pergi. Daniel sendiri juga tidak mempermasalahkan karena Kiran tidak mengucapkan kata terima kasih pada dirinya.
Seharian penuh Kiran fokus dalam urusan kuliahnya, hingga Dini yang baru saja kembali dari kantin meminta agar Kiran untuk beberes karena Dini akan menemani Kiran untuk pulang ke rumah.
Kiran sendiri dengan senyum manisnya mengucapkan pada Dini, kalau dirinya tidak perlu ditemani dan akan pulang sendiri seperti biasanya. Yah, sejak Kiran memutuskan untuk menikah dengan Jovi, Kiran memutuskan untuk tidak lagi pulang bersama dengan Dini, karena selain arah mereka untuk pulang tidak sama, Kiran juga tidak mau merepotkan sang sahabat.
Karena Kiran menolak untuk pulang bersama, akhirnya Dini langsung pulang tanpa menunggu Kiran, karena Kiran masih sibuk dengan urusan skripsi.
Sebenarnya Kiran sengaja pulang terlambat, karena Kiran tidak ingin melihat keberadaan Uncle Daniel di rumah. Ditambah Kiran juga merasa malas bertemu dengan sang adik ipar, karena keberadaannya di mata sang adik ipar sangat tidak berharga sama sekali.
Jadi Kiran memutuskan untuk pulang lebih lambat dari biasanya karena Kiran ingin setelah dirinya pulang ke rumah langsung masak lalu istirahat hingga tidak perlu bertemu dengan Uncle Daniel ataupun sang adik ipar.
Benar saja, Kiran sampai di rumah ternyata Uncle Daniel sudah ada di rumah dan begitu juga dengan sang adik ipar, mereka juga sudah sama-sama ada di rumah. Kiran langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri, Lalu setelah itu Kiran memutuskan untuk masak buat makan malam. Setelah Kiran selesai dengan urusan di dapur, Kiran kembali ke kamar dan kembali membersihkan diri karena merasa gerah. Setelah dirasa tubuhnya sudah lebih segar lagi, Kiran kembali menuruni anak tangga untuk makan malam bersama, sedangkan Jovi masih belum datang seperti biasanya Jovi pasti pulang saat dirinya sudah mau tidur.
Setelah urusan makan malam selesai, Kiran langsung menaiki anak tangga untuk ke kamarnya agar tidak perlu berinteraksi dengan Uncle Daniel.
Baru saja Kiran naik ke atas ranjang, pintu kamar Kiran langsung terbuka dan tertutup kembali, membuat Kiran sangat terkejut saat melihat Uncle Daniel masuk ke dalam kamarnya dengan mudah.
"Uncle, buat apa Uncle ke kamar ini?" tanya Kiran seraya membenarkan selimutnya.
Daniel tidak menjawab pertanyaan Kiran, malah mendekati Kiran dan naik ke atas ranjang untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan pada Kiran, dan bersamaan dengan pintu kamar yang juga terbuka dan Jovi masuk.