POV Anto Jangan tanyakan betapa beratnya malam yang kami lalui, Marni beberapa kali mengeluh dingin bahkan setelah dekapan erat yang kuberikan kepadanya. Belum lagi nyamuk yang datang mengeroyok kami, menjadikan kami makanan empuk yang menjanjikan. Seumur hidup, aku tak pernah membayangkan akan berada di situasi ini. Hidupku selalu nyaman, karena aku melakukan segala hal dengan teratur. Bahkan untuk tidur saja, aku memilih kasur mana yang layak dan tidak layak. Namun, malam ini, aku tak bisa memilih. Tanpa listrik, tanpa makanan, tanpa orang lain, hanya saung reot yang sudah lama ditinggal pemiliknya. Kami terpaksa merebahkan diri di sana, karena tak ada lagi pilihan lain. Beberapa kali aku mendengar suara perut Marni, suara yang mengisyaratkan betapa laparnya wanita itu. Dia adalah wa

