60. Mati Satu, Tumbuh Seribu

2381 Kata

Setelah aku jauh lebih tenang, kami memutuskan kembali ke villa. Argio juga sudah mengobati lukaku dengan kotak p3k yang ada di sana. Kami akhirnya memutuskan kembali ke villa dan tidak mencari makan malam di pantai karena keadaanku terlalu kacau untuk makan di luar. Lagipula, selera makanku juga sudah tidak tersisa sama sekali. ”Aku pesenin sop iga ya Ras, biar anget enak,” kata Argio sambil memegang ponsel di tangannya. Ia lalu duduk di sebelahku. “Kakinya masih sakit, sayang?” tanyanya dengan suaranya lembut. Argioku sudah kembali. Tatapan hangat begitu juga dengan suaranya yang lembut saat memastikan keadaanku. “Gi—“ ”Iya, udah jangan minta maaf terus. Aku kapan minta maafnya dong kalau kamu terus yang borong kata maafnya?” Argio memajukan tubuhnya. Tangannya menyentuh puncak ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN