Ini yang ke sekian kalinya mereka bercinta. Sama seperti yang sudah-sudah, diawali dengan ancaman, paksaan, dan diakhiri dengan tangisan. "Sudahlah, Ren! Nikmati saja seperti dulu. Nggak usah sok-sok nolak. Lagian kamu juga merasa enak, kan?" tanya Anggoro sambil mengusap pipi Renata lembut. Dengan cepat ditepisnya lengan Anggoro itu. Renata sesenggukan lagi, menyesali ketakberdayaannya melawan ancaman Anggoro. "Kenapa aku, Ang? Kenapa harus hidup aku yang kau ganggu? Dengan kedudukan dan uangmu, kamu bisa dapatkan perempuan mana pun. Artis papan atas sekalipun bakalan tunduk padamu. Kenapa harus aku?" tanya Renata lirih di sela isakannya. "Pertanyaan itu lagi yang kau tanyakan." Anggoro mendekati Renata yang sudah selesai berpakaian. "Aku mencintaimu, Renata. Aku menginginkanmu. Dan