BAB 42

1116 Kata

Upacara bendera baru saja selesai dilaksanakan, aku dan Fafi pun mengikuti teman-teman yang lain untuk membubarkan diri. Walau sikap Fafi agak berbeda dari biasanya, mungkin salah paham soal insiden “salah tarik” kemarin, kami masih baik-baik saja. Kami masih saling bertegur sapa dan bicara seperti biasa, walau suasana di antara kami terasa begitu canggung dan kaku. “Na, sorry kemarin aku nggak bisa nemenin kau,” ucapnya membuka pembicaraan. “Aku ada kencan. Jadi, kemarin kau ke mana?” katanya melanjutkan. “Ke rumah Cicil,” jawabku sekenanya. “Hah? Ngapain?” tanyanya lagi. “Main,” jawabku singkat. “Oh.” Fafi pun bungkam, sepertinya tak ada niatan untuk melanjutkan pembicaraan. Terputus. Kami seperti dua orang yang saling menelpon, tapi begitu terhubung jaringan error. The end. Kami

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN