BAB 18

1071 Kata

Aku menatap lekat-lekat papan tulis di depanku. Dengan konsentrasi yang terbagi antara menulis keterangan pak Komar sekaligus mendengarkan penjelasannya, aku memendam api amarah yang sudah tersulut sejak kemarin. Kejadian kemarin membuatku semakin menyadari betapa oonnya diriku selama ini. Fafi yang duduk di sampingku hanya membisu, nggak berani bertanya atau menyapaku seperti menyadari aura ‘pembunuh’ yang memang tidak repot-repot disembunyikan. Pagi tadi, aku diantar Adam ke sekolah. Sejak kejadian kemarin, aku memutuskan untuk membuang nama Alfa dari hidupku. Aku sudah memblock nomornya dari handphone-ku sehingga dia tidak bisa wa, sms atau menelponku. Aku juga melakukan hal yang sama dengan handphone ayahku. Bahkan mengancam ayah akan memutuskan hubungan anak dan ayah di antara kami j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN