Panik

2917 Kata

Bandara Ngurah Rai siang itu ramai tapi tidak riuh. Nadira berdiri di depan loket check-in dengan koper sedang dan tote bag hitam di bahunya. Suaranya lembut ketika berbicara pada petugas, senyumnya tipis tapi tenang, seolah ini hanya perjalanan biasa, bukan awal dari sesuatu yang mungkin panjang. Setelah mendapat boarding pass, ia menoleh sejenak ke arah ruang tunggu domestik. Udara siang Bali panas seperti biasa. Suasana di dalam bandara jadi semakin terang tertimpa cahaya matahari yang menembus dari dinding kaca besar. Nadira menarik napas pelan, lalu melangkah menuju area keberangkatan. Hari ini ia akan terbang ke Jakarta dulu, menginap setengah semalam di hotel dekat bandara, sebelum melanjutkan penerbangan dini hari besok menuju London, lewat Doha. Ia sengaja tidak pulang ke rumah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN