Begitu roda pesawat menyentuh landasan Heathrow dan berhenti perlahan, Nadira menarik napas panjang. Matanya terasa berat karena kurang tidur, tapi dadanya terasa sedikit lega, ia sudah benar - benar sampai. London menyambutnya dengan langit kelabu dan udara lembap yang khas musim gugur. Di luar jendela terminal, ia melihat deretan taksi hitam khas Inggris dan orang - orang berlarian dengan mantel tebal. Nadira menepikan rambut yang menutupi wajahnya, menarik koper besar yang selalu menemaninya sejak dulu, lalu melangkah keluar dari area kedatangan.
Di antara kerumunan orang yang menjemput, seorang pria melambai - lambaikan tangan tinggi - tinggi sambil tersenyum lebar.
"Nad!" serunya lantang.
Nadira menoleh, dan begitu mengenali wajah itu, senyumnya langsung merekah.
"Reza!" katanya,
