Rencana Rahasia

2200 Kata

Koper besar itu sudah setengah penuh, namun tangan Mama Jani masih bergerak gelisah dari satu tumpukan ke tumpukan lain. Ia menata, lalu membongkar lagi, lalu menata ulang. Dari jauh terlihat seperti seseorang yang sedang merapikan barang, tapi bagi Papap Owka yang sudah puluhan tahun mengenalnya, itu adalah tanda bahwa istrinya sedang gusar. Bukan soal perjalanan, bukan soal pakaian, tetapi soal sesuatu yang jauh lebih rumit di kepalanya. Atau lebih tepat, seseorang. Aa' Bian. "Aa' Bian minta aku buat ketemu Nadira di London, sampai maksa-maksa aku. Masa dia habis treadmill dengan badan keringatan itu meluk aku cuman untuk memaksakan kehendaknya?" ucap Mama Jani, nada kesalnya tercampur pasrah. Papap Owka yang baru selesai mandi dan kini duduk di tepi tempat tidur hanya tersenyum seper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN